Tuesday, May 13, 2008

History of “Hashemit Kingdom of Jordan”

House of Hashim didirikan oleh Hussein bin Ali, yg hidup pada awal abad 20 dan bergelar Sharif of Mecca. Biasa disebut sebagai “House of Hashim Jordan and Irak” mengingat keberadaannya pada waktu itu adalah di Yordania dan Irak. Kata “Hashim” berasal dari kata Hashemi dalam bahasa Arab. Hashemi merupakan nama lain bagi Bani Hasyim atau Clan of Hashim.

Nenek moyang dari Bani Hasyim (eng:Hashemite) adalah Hashim bin Abd al-Manaf (meninggal kurang lebih tahun 510 M). Salah seorang putra beliau adalah Abd-al-Muttalib. Putra sulung Abd-al-Muttalib adalah Abd-Allah, yang merupakan ayah dari Nabi Muhammad. Adik Abd-Allah, yaitu Abi Thalib adalah ayah dari Ali bin Abi Thalib. Jadi, Ali bin Abi Thalib adalah saudara sepupu Nabi Muhammad. Di kemudian hari, Ali bin Abi Thalib akan menjadi menantu Nabi setelah menikah dengan Fatimah, putri Nabi. Dalam tradisi Sunni, Ali bin Abi Thalib di kemudian hari juga menjadi Khalifah ke 4. Sedangkan dalam tradisi Syiah, beliau menjadi dan Imam ke 1.

Pada masa Nabi Muhammad masih kanak-kanak, beliau diangkat menjadi Ketua dari Bani Hasyim. Hal ini sepertinya disebabkan Abd-Allah bin Abd-al-Muttalib, ayah beliau, penerus kepemimpinan Bani Hasyim, sudah meninggal sebelum Nabi Muhammad lahir.

Sejarah Bani Hasyim sepeninggal Nabi dan Ali bin Abi Thalib penuh dengan konflik. Pada Perang Karbala tahun 680, yang dikenal sebagai perang pendirian Kekhalifahan Muawiyah, banyak kerabat nabi baik anak-anak maupun dewasa yg dibXXXh oleh pendukung Kekhalifahan Muawiyah, khususnya Hussein bin Ali, cucu Nabi. Pada tahun 740, terjadi Pemberontakan Zayd bin Ali. Zayd bin Ali adalah cucu dari Hussein bin Ali bin Abi Thalib. Di tahun 750, pasukan Kekhalifahan Muawiyah (KM) kalah dalam Perang Zab melawan pendukung berdirinya Kekhalifahan Abbasiyah (KA). Raja terakhir KM, yaitu Marwan II lantas melarikan diri dan dapat bersembunyi selama beberapa bulan hingga akhirnya diketemukan dan dibXXXh. Meninggalnya Marwan II menandai (resmi) runtuhnya KM dan berdirinya KA.

Perlu diketahui bahwa sentimen kesukuan turut mewarnai runtuhnya KM tersebut, yaitu berkaitan dengan hubungan kekerabatan dengan Nabi. Kerena para keluarga Abbasiyah adalah keturunan Abbas bin Abd al-Muttalib, paman Nabi Muhammad. berarti mereka termasuk Bani Hasyim. Di sisi lain, para anggota Muawiyah, yang merupakan keturunan dari Muawiyah I (raja KM pertama) bukan anggota Bani Hasyim dan tidak memiliki hubungan kekerabatan sama sekali dengan Nabi.

Bani Hasyim setelah Abad 20

Di tahun-tahun awal abad 20, Kekhalifahan Ottoman Turki (KOT) mengalami krisis sosial politik, secara khusus berkaitan dengan konstitusi negara. Kemudian, terjadilah Young Turk Revolution yang dimulai pada 3 Juli 1908, dan menyebar mempengaruhi seluruh wilayah KOT, termasuk Semenanjung Arab. Pada masa itu, kepemimpinan Bani Hasyim dipegang oleh Sharif Hussein bin Ali, yang oleh KOT sudah diberi gelar sebagai “Grand Sharif of Mecca”. Mekah sendiri termasuk dalam suatu daerah yang disebut Dataran Hejaz.

Tentang krisis di KOT, beberapa bulan setelah Young Turk Revolution, pada 31 March 1909 Sultan Abdulhamid II diturunkan dari tahta dan diganti oleh saudaranya yang kemudian bergelar Sultan Mahmud V. Lalu pada tahun 1912–1913 terjadilah Perang Balkan yang menjadikan KOT kehilangan sebagian besar daerah kekuasaannya atas Balkan. Bahkan, pada Perang Itali-Turki, warga daerah Balkan bekas kekuasaan Turki, yaitu Yunani, Serbia, Montenegro, dan Bulgaria membentuk Liga Balkan untuk melawan Turki. Perang Itali-Turki itu menjadikan KOT kehilangan Libya. Perlu diingat bahwa warga daerah Balkan berasal dari etnik yang berbeda dengan warga KOT pusat di Turki.

Memang, akibat Perang Dunia I, KOT mengalami banyak kemunduran. Akan tetapi, faktor utama keruntuhannya adalah terjadinya Revolusi Arab atau Arab Revolt. Revolusi Arab bulan Juni tahun 1916 dimulai dengan Perang Mekah yang dipimpin oleh pemimpin Bani Hasyim yaitu Sharif Hussein bin Ali yang oleh KOT sebelumnya digelari “Grand Sharif of Mecca”. Dalam Perang Mekah atau Battle of Mecca tersebut, Sharif Hussein bin Ali didukung oleh Inggris yang menjadi musuh KOT mungkin karena Kekhalifahan Ottoman Turki beraliansi dengan Jerman. Perang Mekah tersebut lantas berkembang meluas ke daerah-daerah lain termasuk Medinah dan sebagian besar daerah Arab. Revolusi Arab kemudian berakhir setelah KOT menyerahkan Damaskus. Setelah runtuhnya KOT, Sharif Hussein bin Ali kemudian lebih dikenal sebagai King of Hejaz.

Putra Sharif Hussein bin Ali yang bernama Ali bin Hussein pada tahun 1924 menggantikannya sebagai King of Hejaz. Kekuasaan Ali bin Hussein sebagai King of Hejaz hanya bertahan setahun karena pada 1925 Ibnu Saud yang sebelumnya adalah raja dataran tinggi Najd merebut Hejaz, dan lantas menjadikan anaknya, Faysal bin Abdulaziz Al Saud sebagai gubernur Hejaz Daerah ini di kemudian hari dikenal menjadi Saudi Arabia.

Putra Sharif Hussein bin Ali yang bernama Faisal menjadi King of Iraq. Cucu Faisal, Faisal II meninggal bersama keluarga Faisal II dalam kudeta yang juga mengakhiri Kerajaan Irak di (Kudeta 14 Juli) 1958. Putra Sharif Hussein bin Ali yang bernama Prince Zeid yang juga berada di Irak mengungsi ke Yordania.

Putra Sharif Hussein bin Ali yg bernama Abdullah pada tahun 1921 menjadi Emir of Transjordan, daerah yang sekarang dikenal sebagai Yordania, dengan nama resmi Hashemite Kingdom of Jordan. Beliau kemudian meninggal dibXXXh (eng:assassinated) tahun 1951. Raja Yordania yang sekarang, Abdullah II, adalah anak dari cucu beliau. Jadi, Yordania adalah satu-satunya negara dengan raja dan kepala negara yang berasal dari Bani Hasyim.

Pada September 2005, King Abdullah berpidato di The Catholic University of America's Columbus School of Law dengan judul "Traditional Islam: The Path to Peace" (ind: “Islam Tradisional: Jalan Menuju Perdamaian” Dalam perjalanan ke Amerika tersebyt, sebelumnya Raja Abdullah bertemu Paus Benediktus XVI untuk meningkatkan hubungan yang sudah dijalin antara Yordania dengan Vatikan semasa kepausan sebelumnya (masa Paus Yohanes Paulus II). Mereka berdiskusi mengenai hubungan Muslim dan Kristen sehingga keduanya dapat terus menerus berjalan bersama untuk meningkatkan kedamaian, toleransi, dan koeksistensi keduanya.

Raja Abdullah II juga bekerja dalam Proses Perdamaian Timur Tengah (Middle East Peace Process), antara lain dengan menghadiri Arab Summit di tahun 2002 dan menghadiri konferensi-konferensi yang diadakan Organisasi Konferensi Islam (OKI). Selain itu juga menghadiri beberapa pertemuan bersama Amerika Serikat, Israel, dan Palestina untuk menemukan solusi bagi perdamaian Israel-Palestina. Beliau juga berusaha untuk meredakan ketegangan ketika terjadi perang antara Israel-Hizbollah tahun 2006. Dan disamping berusaha untuk meningkatkan hubungan erat dengan Israel, Raja Abdullah II juga berinvestasi ke Otoritas Palestina pimpinan Presiden Mahmoud Abbas. Posisi beliau tersebut banyak mendapat kritik dari warga Yordania keturunan Palestina.

Warga Palestina yang masuk berusaha Yordania beberapa tahun ini diberi kemudahan oleh Raja Abdullah II, lebih mudah daripada pengungsi dari Irak. Sulitnya melintasi batas dari Irak ke Yordania menjadi sangat sulit setelah kejadian pengeboman di Kota Amman pada tahun 2005 oleh oknum warga Irak.

Sumber:
http://NationMaster.com [ensiklopedi]
http://www.nationsonline.org/oneworld/jordan.htm [ensiklopdsi]
http://www.royalty.nu/MiddleEast/Jordan/index.html [situs tentang Keluarga Kerajaan/Royalty]
www.princehamzah.jo/English/The_Great_Arab_Revolt.html [situs tentang Arab Revolt]
http://answer.com [situs umum]

http://www.jordanembassyus.org/new/embassies.shtml [kedutaan besar Yordania]

1 comment:

  1. Info yang luar biasa...
    salut...tuk penulis...tulisan ini bagus..
    Boleh copy gak..?
    :) :):)

    ReplyDelete